BAB I : Pendahuluan
1. Latar Belakang
Banyak masyarakat yang masih suka keliru mengenai antropologi, dan tidak mengetahui dengan jelas apa itu Antropologi?. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang adat istiadat, perbedaan budaya dan sebagainya. Banyak juga yang kurang bisa membedakan antropologi dan juga sosiologi, padahal mereka adalah suatu pembahasan yang tentu berbeda.
2. Rumusan Masalah
a. Apa itu Antropologi?
b. Apa saja Macam-macam jenis Antropologi?
c. Bagaimana sejarah Antropologi?
d. Apa itu ISD ?
e. Apa tujuan dari ISD (Ilmu sosial dasar) ?
3. Tujuan Penulisan
Agar masyarakat mengerti apa itu ISD bagaimana tujuannya dan apa itu sebenarnya Antropologi, dan apa saja yang dibahas di dalam antropologi.
BAB II : Isi
I. ISD (Ilmu Sosial Dasar)
Ilmu Sosial Dasar merupakan salah satu Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) yang juga merupakan mata kuliah Softskill khususnya di Universitas yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan Pribadi Mahasiswa agar dapat berkembang secara maksimal. Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai Ilmu Sosial Dasar (ISD), kita akan membahas terlebih dahulu pengertian, tujuan, Fungsi ISD, Perbedaan ISD dengan IPS, ruang Lingkup ISD.
1. Pengertian Ilmu Sosial Dasar
Ilmu sosial dasar ( ISD ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah masalah – masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial dan sesuai dengan ilmu-ilmu dasar kesosialan sebagai manusia.
2. Tujuan Ilmu Sosial Dasar
1) Memahami dan menyadari adanya masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat.
2) Warga Indonesia memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dalam masyarakat. agar tidak terjadi keributan ataupun kericuhan.
3) Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha mencegah dan menanggulanginya
3. Fungsi ISD
Untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan mengembangkannya dalam bermasyarakat.
Untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan mengembangkannya dalam bermasyarakat.
4. Perbedaan antara ISD dengan IPS
ISD merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan sosial dasar dan lebih cenderung kepada kemasyarakatan.
Sedangkan IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran poloitik,sosiologi, hukum, dsb.
ISD merupakan ilmu-ilmu yang mempelajari tentang ilmu pengetahuan sosial dasar dan lebih cenderung kepada kemasyarakatan.
Sedangkan IPS adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran poloitik,sosiologi, hukum, dsb.
5. Ruang Lingkup ISD
3 golongan bahan pembelajaran isd anatara lain :
3 golongan bahan pembelajaran isd anatara lain :
1. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat Meliputi, latar belakang disiplin ilmu atau pandangannya
2. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial.
3. Membahas masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.
II. Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
1. Pengertian Antropologi
Anthropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti "wacana" (dalam pengertian "bernalar", "berakal"). Anthropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.
Anthropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiaannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan anthropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode anthropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitian pada penduduk yang merupakan masyarakat
tunggal.
2. Sejarah Antropologi
Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi. Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Fase Kedua (tahun 1800-an)
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya
Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)
Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa. Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun. Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
3. Definisi Antropologi menurut para ahli
a. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
b. David Hunter: anthropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
c. Koentjaraningrat: Anthropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
4. Macam-macam jenis Antropologi
A. Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi
adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi
adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.
B. Antropologi Budaya
1. Prehistori
adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi
adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi
adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi
adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Bab III : Penutup
1. Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu yang membahas tentang Adat istiadat, Perbedaan budaya, dan menitik beratkan kepada masyarakat tunggal, ialah masyarakat yang menempati satu daerah. Berbeda tentunya dengan sosiologi, oleh karena itu antropologi termasuk kedalam ISD.
Referensi :
0 komentar:
Posting Komentar